Today Quotes : “Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku, pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.” #Rectoverso

Senin, 11 Februari 2013

Gabriel: Mencintaimu Cukup Bagiku




oleh Nurul A. Erviningrum
Biarkan aku menatap lirih
Setiap keping kenanganku yang telah retak
Biarkan aku tetap mendengar
Bisu kata dari semua yang pernah terucap
Izinkan aku kembali melangkah
Sebelum lembar masa lalu berhasil menjamah
Akanku hirup udara yang menyesakkan
Walau nyata, tak dapat ku genggam angin
Sempatkan aku untuk tertunduk
Menyentuh kembali sakit yang terindah

“Gabriel.. ayo!!.”

Waktunya tiba, perempuan paruh baya itu sudah memanggilku. Aku tak punya alasan lagi untuk berkata ‘tidak’.

Kupandangi pintu lobi itu, entah untuk yang keberapa kali. Disana ada seorang penjaga, masih dengan kesibukan yang sama.

Perempuan paruh baya yang memanggilku tadi – yang tak lain adalah ibuku- ia mengecek barang-barang. Ia menenteng satu koper besar, bersiap menggeretnya.

“iel, kamu bawa yang ini!!.” Perintahnya. Ia menyisakan sebuah tas besar penuh isi. Aku tak tahu apa isinya. Bukankah sejak awal aku tak tahu barang apa saja yang kami bawa. Mm.. bukan kami, dia tepatnya. Ibuku. Aku tak sedikitpun andil dalam mengemasi barang-barang, karena sejak awal pula, aku enggan pergi. Aku meraih tas besar yang dimaksud sebelum ibuku berteriak lagi. Suara yang berusaha keras untuk kuabaikan.
Sudah kubilang padanya tak perlu membawa barang banyak-banyak. Tapi tetap saja, ia yang menang, apalagi alasan yang sungguh masuk akal. Kami akan pergi dan takkan kembali. Jadi wajar bukan jika membawa seluruh barang yang ada. Bagiku tetap saja berlebihan.

“jangan sampai ada yang tertinggal!! Itu, koper kecil itu dibawa sekalian yel!. Isinya surat-surat sekolah kamu.” Ujarnya lagi.

“ayoo!.” Ia sudah melangkah lebih dulu.

Sekali lagi, aku menatap pintu lobi, berharap disana ada seorang gadis berdebat dengan petugas penjaga karena memaksa masuk seperti di film-film.

Tapi mataku tak melihat apa-apa. Aku bahkan bisa menyebut tak melihat siapapun. Karna tak ada yang ingin kulihat saat ini kecuali gadis itu.

“Gabriel….” Erang ibuku. Ia sudah berjarak 7 meter dariku. Aku bisa melihatnya kesal. Bisa saja ia kembali kesini dan menjewer salah satu telingaku agar aku ikut berjalan dengannya. Tapi ia tak mungkin melakukan itu, umurku 18 tahun. Apalagi kami sedang di bandara. Dan satu lagi kenapa ia tidak akan meluapkan kekesalannya dalam bentuk lain, karna toh aku sudah mau ikut pergi. Pergi meninggalkan kota ini. Negara ini dan gadis itu. Gadis yang bukan gadisku.

Aku mengecek sekitaran tempat duduk. Sebenarnya aku juga tidak begitu peduli kalaupun ada yang tertinggal. Aku hanya sedang tidak ingin menambah situasi menjadi rumit.

“gabriel, ayo! Nanti kita ketinggalan pesawat.” Ocehnya lagi.

Aku menatapnya pasrah. Tak tega juga terus-terusan membuatnya mengomel begitu.

Okkey,, aku pergi. Selamat bu, karena sekarang aku berada penuh dalam kendalimu.

Aku melangkahkan kaki menuju dimana ibuku berdiri namun belum sempat aku sampai padanya, ia sudah berjalan lagi. Sepertinya ia tak tahan lagi menunggu langkahku. Yang penting dalam penglihatannya aku sudah mau berjalan. Langkahku terasa berat. Ada rantai dengan bola besi yang mengikat kakiku. Dan benda-benda itu tak kasat mata.

Melihat reaksinya, aku hanya bisa menghembuskan nafas panjang. Kepalaku tertunduk seolah merasakan aku telah kalah. Membuat ubin-ubin penyusun lantai ruangan ini terlihat jelas oleh mataku.

Aku juga bisa menangkap kedua tanganku yang menenteng tas besar disebelah kanan serta koper berukuran sedang disebelah kiri. Pearasaan malasku semakin muncul, rasanya ingin sekali aku berbalik arah kemudian berlari kencang, melempar dua benda ditanganku ini tanpa memperdulikannya dan kabur dari tempat ini. Tapi tidak, aku tak melakukannya. Jika setahun bahkan seminggu yang lalu aku masih punya alasan untuk menolak ajakannya bahkan sekedar menunda bersekolah di pert dan berkumpul lagi dengan ayahku, sekarang aku tidak punya alasan lagi untuk melakukannya. Bahkan semua telah berbalik, mungkin sebaiknya memang aku pergi. Aku ingin pergi. Hmm,.. bukan aku tak ingin, tapi aku harus. Akhh.. entahlah aku sudah tak tahu lagi.

“Gabriel.” Teriak seorang wanita lagi, cukup samar. Tapi aku tahu itu suara wanita.

Aku hampir mengumpat tertahan. Kukira itu ibuku. Tapi sedetik kemudian aku tersadar, itu bukan suara ibuku. Aku mendongak, didepan sana kudapati ibuku masih berjalan, tampaknya ia tak mendengar ada yang menyebut namaku, atau bahkan memanggilku dengan sengaja.

“Gabriel.”

Lagi. Suara itu?

Aku menoleh cepat. Belum sempat aku melempar pandangan, seseorang menubruk tubuhku dan melingkarkan kedua tangannya, memelukku erat. Aku hampir saja jatuh kebelakang, tapi tubuh orang ini tidak cukup untuk merobohkan pertahananku.

Mataku bertemu pada dua buah kornea hitam didepan sana. Ia menatapku tajam, gerahamnya yang kuat seolah berperang dengan kendalinya sendiri. Detik berikutnya matanya berkedip, tatapannya berubah tak setajam tadi. Nafasnya berhembus kasar. Pria itu berdiri seolah memberi jarak. Tentu saja ia menunggu disana dihadapanku dan seseorang yang memelukku ini sekitar 5 meter. Ia membiarkan lalu lalang orang menghalangi pandangannya.

Dengan menghiraukan tatapan pria itu, aku membalas pelukannya. Membiarkan rinduku bersemayam detik ini, dan aku berharap waktu berhenti sekarang juga.

Siapapun, hentikan waktu sekarang juga!!!

Ia membenamkan wajahnya didadaku dan aku membenamkan wajahku dilehernya. Posturku yang lebih tinggi membuatku memaksakan ini. Tak apa. Yang penting aku sangat nyaman.

Biarkan saja orang-orang melihatku dengan tatapan aneh termasuk pria itu. Biarkan saja, ibuku mengomel lagi karna aku tak kunjung menyusulnya. Biarkan saja detak jantungku beradu dengan aliran darahku yang deras. Biarkan saja keringatku mengucur karna rasa gugupku yang terlalu hebat. Dan kumohon biarkan saja, gadis ini tetap memelukku seperti ini.
***


“vi, buruaann!!!.” Teriakku didepan gerbang rumah.

“iya..” jawabnya.

Sivia masih sibuk mengikat tali sepatunya diteras rumah. Sedangkan aku sudah gelisah menunggunya sambil sesekali melirik kearah matahari.

Aku memang tidak suka memakai jam tangan dan dengan melihat bagaimana cahaya matahari saja aku sudah tahu jam berapa sekarang. Sivia berlari keluar gerbang rumahnya yang berjarak 3 langkah saja dari tempatku berdiri. Rumah kami memang bersebelahan tanpa penghalang apapun. Kecuali tembok tentunya.

“ayook!!.” Aku menggamit lengannya.

Kami mengambil langkah lebar menuju halte depan gapura kompleks. Aku masih menggandeng sivia, gadis ini akan semakin tertinggal kalau kulepaskan.

“aduh iyel, kaki kamu panjang banget sih? Aku jadi lari-lari nih.” Eluh sivia. Ia tertinggal satu langkah dariku.

“kalo ga gini nanti kita ketinggalan bis yang biasanya. Nah itu dia bisnya.” Ucapku.


Aku melihat bis itu berhenti di halte. Beberapa anak berseragam smp maupun sma naik, dua orang berseragam rapi akan ke kantor juga ikut naik. Bis itu nampak akan segera berangkat lagi. Sialnya kami belum sampai di gapura apalagi menyebrang ke halte itu.


“ ayo vi!.” Ajakku.

Kini kami tidak berjalan lagi. Aku berlari dan sivia, ia semakin berlari ketika menyadari bis itu akan segera meninggalkan kami.


“tunggu paakk!!.” Teriakku keras.

Aku berharap sopir itu mendengarnya. Atau kalau tidak, kondekturnya, atau beberapa penumpanglah minimal.

“pak stop pak.” Teriak sivia kali ini.kami masih berlari mengejar bis itu yang mulai berjalan lagi. Sivia dan aku sudah berhasil menyebrang, sayangnya bis itu sudah berjalan ketika kami sampai di halte.

Aku menambah kecepatan berlari, tanpa sadar tanganku masih menggandeng sivia. Gadis itu bersusah payah mengikuti kecepatan lariku. Cara berlarinya membuatnya mulai kehilangan keseimbangan.

Buuggg..

Tanganku tertarik kebawah. Aku hampir saja terjatuh karena itu. Ketika aku menoleh, sivia sudah tersungkur dijalan aspal.

“sivia..” pekikku menyadari gadis ini terjatuh.

Posisinya parah sekali untuk dilihat. Apalagi sebelah tangannya yang masih kugenggam membuatnya tak bisa menahan tubuhnya agar tak terbentur aspal.

“aduuhh..” erangnya. Ia duduk diatas aspal yang membuatnya mengerang kesakitan. Lutunya ditekuk, menampakkan sebuah luka lebar menganga disana. Mataku membelalak, darah merah mulai mengalir dari lukanya.

“sakit yel.” Lanjutnya

Aku ikut berjongkok didepannya, awalnya aku bingung harus melakukan apa kecuali, aku membuka resleting tas ranselku. Syukurlah, ada sapu tanganku didalamnya.

“pake ini dulu yah, nanti disekolah aku obatin.” Ucapku meyakinkan.

Sivia mengangguk. Kubalutkan sapu tangan putihku di lututnya. Bercak merah mulai tampak disapu tanganku itu.

“hey.. jadi naek nggak???” teriak seseorang dibalik punggungku. Aku menoleh kaget.

Seorang kondektur berdiri disamping pintu belakang bis yang sedang berhenti. Seorang pria berseragam sekolah berjalan menghampiri.

“jadi pak, tunggu sebentar.” Ucap pria itu sambil terus berjalan kearah kami.

“iel?.” Ucapnya.

“Alvin?.” Ucapku.

“kalian gak pa-pa kan?” tanyanya kemudian setelah menyadari posisi kami yang terduduk dijalanan aspal.

“ayok, keburu bisnya gak mau nunggu.” Ucapnya lagi.

Aku menoleh pada sivia, ia masih meringis kesakitan. Aku bisa melihat sebenarnya ia hampir menangis. Tapi tak jadi, mungkin karna ada orang lain disini sekarang.

“masih bisa kan vi?.” Tanya ku

Sivia mengangguk pasrah. Aku membantunya berdiri dan memapahnya menuju bis yang sopirnya sudah menekan klakson berkali-kali serta beberapa penumpang yang menunggu kami tak sabar.

Bis ini cukup penuh, sudah tak ada tempat duduk yang tersisa. Bahkan sudah ada beberapa orang yang berdiri saat kami naik. Aku menatap sivia prihatin, peluh keluar dari dahi serta bagian kulit wajahnya yang halus. Sementara kakinya, ia pasti sangat kesakitan jika terus berdiri. Bagaimana mungkin aku tega melihatnya begini?

Tiba-tiba alvin melepas ransel dari punggungnya lalu meletakkannya dilantai bis. Ia menepuk-nepuk ranselnya lalu memandang kearah sivia. Ia berjongkok didepan kami. Keningku mengerut melihatnya.
Kami masih berada didekat pintu belakang. Sivia tak sanggup berjalan lagi untuk sekedar masuk ketengah-tengah bis.

“duduk disini, isinya cuma buku aja kok.” Ucapnya yakin sedikit mendongak. Aku melongo cukup kaget atas perilakunya. Aku bahkan tak sampai berfikiran seperti itu. sivia menoleh kearahku ragu, aku mau tak mau mengangguk. Aku tak ingin membiarkannya semakin tersiksa dengan berdiri dalam keadaan lutut yang luka.

Aku sempat merutuki diriku sendiri kenapa tak bisa berfikir sekreatif alvin. Tapi sudahlah yang terpenting sivia bisa duduk sekarang yah meskipun akan terlihat seperti dilantai bis. Aku berjongkok disampingnya.

Hampir semua pandangan penumpang mengarah pada kami bertiga.

“thanks ya vin.” Ucapku. Alvin mengangguk saja menimpali.

“oh ya vi, kenalin ini alvin temen smpku dulu.” Ucapku. Sivia memandang alvin lama, alvin menunjukkan senyumnya.

“alvin.” Ucap temanku itu sambil menyodorkan telapaknya.

“sivia.” Ucap gadis ini menyambut jabatan tangan alvin.

“makasih ya.” Tambah sivia.

Alvin mengangguk seraya tersenyum lagi. Jabatan tangan itu masih terjadi. Entah kenapa tiba-tiba saja hatiku terasa sangat perih. Aku seperti merasa akan kehilangan.

Sejak pertemuan di bis itu, sivia dan alvin semakin dekat. Awalnya aku tak mempermasalahkan hal itu. Aku cukup tau Alvin. Tiga tahun aku duduk sebangku dengan pria itu. Ia pria yang baik. Tapi aku sadar kedekatan mereka lebih. Bahkan hingga hari ketujuh setelah perkenalan mereka, aku tak tahu sedekat apalagi mereka. Aku sering melihat Alvin datang kemari, kerumah sebelah, tepatnya rumah sivia. Aku juga sempat melihat Alvin mengantar sivia pulang kemarin.

Sivia mulai agak menjauh dariku. Mm..bukan. tapi jarak kami yang sedikit mulai menjauh. Aku memang masih berangkat bersamanya, tapi didalam bis, selalu sudah ada Alvin dan saat itulah aku seperti sulit untuk masuk dalam dunia sivia, dunia mereka. Keduanya sering tak sadar, aku berada didalam bis yang sama dengan mereka.

Entah sejak kapan alvin jadi suka naik bis, karna seingatku dulu ia tak suka naik transportasi umum. Mungkin hari itu kebetulan alvin terpaksa naik bus dan mulai hari itu pula ia selalu naik bus hingga kami selalu bertemu. Tepatnya sivia dan alvin selalu bertemu. Aku tahu aku sudah merasakan rasa yang tak wajar. Perasaan yang tak baik untuk tetap ada. Aku merasakan iri melihat kedekatan mereka, aku merasa sakit hati melihat mereka berdua mengobrol, bercanda, tertawa bahkan alvin pernah menolong sivia yang hampir jatuh dari pintu bis yang belum sepernuhnya berhenti.

Aku merasa posisiku dulu sudah tergantikan. Seperti saat ini, aku hendak mengajaknya pergi, dan kalian tahu sivia berkata apa? Gadis itu berkata...

“hey vi. Mm... aku ada tanding futsal nih, kamu nonton yah?. Emm masih sparring aja sih sebenernya, tapi kamu mau nonton kan?” tanyaku

Ia berpakaian cukup rapi. Semoga saja ini waktu yang tepat untuk mengajaknya pergi agar kedekatan kami yang sempat merenggang selama seminggu ini bisa kembali seperti dulu.

“mm… sorry yel, tapi aku ada janji mau nonton pertandingan basket Alvin. Kamu cuma sparring kan? Lain kali aja yah, kalo kamu tanding beneran aku bakal nonton kok. Ga pa-pa yah?.” Sivia menatapku tak enak hati.

Begitulah jawaban ia menolak ajakanku. Sesungguhnya aku lebih memilih dia berbohong saja daripada berkata jujur begini. Sakit sekali rasanya mendengar ia akan pergi menonton pertandingan basket Alvin, orang yang baru dikenalnya sekitar seminggu ini daripada pertandinganku sahabatnya sejak tiga tahun lalu.
“ngg.. yauda ga pa-apa kok.” Ucapku tak ikhlas.


Mungkin benar istilah orang-orang yg berkata
Dibalik “cie” ada kecemburuan
Dibalik “gpp” ada masalah
Dibalij “terserah” ada keinginan
Dan dibalik “yaudah” ada kekecewaan. Benar!! aku tengah kecewa sekarang.

“oke.. bye iyel.” Pamitnya

Aku memandang punggungnya bergerak melewati gerbang. Ternyata itu alasan ia berpakaian rapi sore ini. Dengan sadar aku berjalan kembali memasuki rumah.

“loh kenapa balik yel?.” Tanya ibuku.

“gak jadi pegi ma.” Ucapku malas.

Aku duduk disofa ruang tengah, melempar asal tas berisi perlengkapan futsalku.

“kok gitu, katanya mau tanding?.” Tanya beliau lagi.

“pertandingannya gak penting kok.” Ucapku berusaha santai.

Aku bisa melihat kening ibuku mengerut. Seolah berfikir aneh sekali dengan sikapku. Benar saja, aku tak pernah melewatkan satu latihanpun dari futsal, jadi bagaimana mungkin aku bisa dengan santai berkata ‘ pertandingan futsalku tidak penting’ itu sangat aneh menurut beliau pasti. Dan aku tidak memungkirinya.

“trus gimana yel sama tawaran mama tadi? Kamu ikut kan? Sebentar lagi kenaikan kelas loh yel.”

“aku uda bilang berapa kali sih sama mama. Aku gak mau pindah ke australia. Kalo mama mau pergi kesana ya kesana aja!. Iel ga apa-apa kok sendirian.” Jelasku.

Perasaanku semakin bertambah buruk saja sekarang.

“sendirian? Kamu pikir mama mau tinggalin kamu sendirian disini?.”

“mama gak percaya sama aku? Aku bakal baik-baik aja kok. Aku uda gede. Aku tau mana yang baik dan enggak. Lagian disini juga ada...”

“ada siapa? Sivia?” potong ibuku

Ia menatapku tajam. Aku membalas tatapannya enggan.

“sampe kapan kamu mau ngandelin dia? Minta bantuan dia apa-apa kalo mama gak ada? Memangnya dia gak kerepotan apa?.” Tanya ibuku bertubi-tubi.

Benarkah? Apa benar ucapan ibuku? Apa benar aku merepotkan sivia?

Selama ini aku selalu mengandalkannya memang. Ia memasakkan makanan untukku ketika ibu harus pulang malam bekerja. Ia membantuku mmembersihkan rumah yang berantakan ketika aku sibuk bermain futsal. Ia? Benar, mungkin aku memang terlalu merepotkan.

“iel ngerepotin sivia ya ma?” ucapku pelan.

Hari ini, aku tidak berangkat dengan sivia. Aku masih kepikiran ucapan mama, apa benar aku merepotkan gadis itu?.

Aku berangkat agak siang. Aku yakin sivia juga tak akan menungguku, toh didepan sana sudah ada alvin yang siap didalam bis langganan kami. Sudah ada pria yang menjaganya. Tapi apakah aku rela membiarkannya? Menggantikan posisiku menjaga sivia?. Aku bahkan memberinya ruang gerak pagi ini.
Tidak!!!. Pria itu, alvin, ia tak pernah tahu bagaimana aku menjaga gadis itu selama ini. Ia tak pernah tahu bagaimana aku jatuh bangun mengejar sivia. Dan satu hal yang harus dia tau, semua tak akan mudah. aku tidak akan melepas sivia. Aku tak akan melepaskan sivia demi apapun. Kecuali sivia yang memintanya. Gadis itu yang belum menjadi gadisku.

Aku beranjak dari sofa. Aku sudah selesai mengikat tali sepatu sejak tadi sebenarnya, tapi karna fikiran bodohku itu aku jadi melamun saja membiarkan waktu meninggalkanku sendiri tanpa sivia.

Hari ini, tepat dua bulan setelah kejadian dalam bis itu. Hari ini juga pembagian rapor kenaikan kelas. Aku sudah menerima raporku sejak tadi. Setelah itu, Aku menunggu kedatangan sivia ditaman sekolah. Ingin sekali kutunjukkan padanya bahwa raporku semester ini amatlah sangat membanggakan. Aku tak peduli jika ibuku menungguku dirumah, menanti bagaimana hasil belajarku selama ini. Yang terpenting sekarang adalah aku ingin menunjukkannya dulu pada sivia. Dia gadis pertama yang ingin kuberi tahu.

Dulu aku pernah berjanji pada diriku sendiri, aku akan menjadi yang terbaik dikelas. Dan ketika itu bisa terjadi, akan kuungkapkan perasaanku padanya. Akan kunyatakan rasa yang kumiliki ini. Akan kujelaskan betapa ia begitu berharga dalam hidupku. Dan inilah waktunya.

Menunggu sivia membuatku jadi gugup sendiri, jantungku berdegup kencang. Sekalipun aku sudah menghembuskan nafas menenangkan berkali-kali tetap saja tak berhasil. Aku gusar, menantinya dan menanti ucapanku sendiri.

Tak lama gadis itu datang, ia tersenyum. Senyum yang selalu kubayangkan kembali sebelum tertidur saat malam. Ia berjalan tenang, tapi bisa kulihat ia sangat senang sekali. mungkin ia mendapat nilai bagus atau kabar gembira yang lain. Semoga dengan pernyataanku nanti aku bisa menambah bahagianya hari ini.

“hay fy... aku mau ngomong sama kamu.” Ucapku mengawali.

Aku berusaha keras menyembunyikan rasa gugupku. Okeeh aku memang tidak berpengalaman, tapi kuharap aku bisa melakukannya.

“aku juga mau ngomong sama kamu yel.” Ucapnya sangat sumringah. Sungguh dengan mata terpejamkupun aku bisa melihat kebahagiaan terpancar dimatanya.

“oh yaudah kamu duluan deh yang ngomong. Ladies first.” Ucapku sok-sok’an. Sivia tertawa lebar.

“oke, yang pertama nilaiku diatas 85 semua yel. Yeee...” ucapnya semangat. Ia sempat melompat-lompat kegirangan.

“wahh... bagus tuh. Kayaknya aku bakal dapet traktiran deh.” Ucapku berbasa-basi. Ia berhenti melompat.

“eumm.. gak itu aja. Itu masih biasa kok. Mmm kamu tau gak...apa yang bikin aku lebih seneng?.”

Sivia menunjukkan ekspresi paling menggemaskan yang ia punya. Jantungku berdegup semakin cepat. Ya tuhan,, itulah salah satu alasan mengapa aku sangat merindukannya setiap detik. Aku menggeleng pelan.

“alvin nembak aku yel, kita udah jadian tadi pagi. Yee...” ucapnya girang lagi.

DEGG...
 
Hening. Bukan,, bukan karna sivia tak bersuara lagi, sivia masih lompat kegirangan. Tapi telingaku, telingaku seolah baru saja tersambar petir sehingga membuatnya tak bisa mendengar apapun lagi. Aku sudah tak bisa merasakan apapun lagi. Jantungku berhenti berdetak mungkin. Darahku berhenti mengalir. Nafasku tercekat ditenggorokan.

Mataku tak berkedip. Aku menatapnya nanar. Apa benar yang baru kudengar? Tuhan, silahkan ambil nyawaku sekarang.

“kamu kenapa yel?. Gak seneng yah?.” Ucap sivia sedih menyadari aku yang tak bereaksi apa-apa.

Aku menggeleng lemah. Aku masih bertahan dengan sisa nafas yang belum kuhembuskan sebelum sivia berucap tadi. Kubiarkan saja paru-paruku tak terisi oksigen. Biar, biar aku bisa merasakan sakit pada paru-paruku. Dengan begitu mungkin aku bisa menutupi rasa sakit pada hatiku.

“yel?. Kamu kenapa?. Rapot kamu baguskan?. Kamu naik kelas kan?.”

Aku mengangguk lemah. Sungguh, aku tak bermaksud untuk tak menjawab pertanyaannya. Tapi rasanya suaraku sudah diambil tuhan.

“beneran yel?. Ato Kamu sakit yah? Muka kamu kok tiba-tiba pucet?.”

Mataku menatapnya nanar lagi. Benarkah wajahku berubah pucat. Oh mungkin karna aku baru tersambar petir. Suaraku sudah diambil tuhan. Pendengaranku juga. Mungkin sebentar lagi nafasku. Jadi pantas saja kalau aku pucat.

“aku anter kamu pulang deh ya. Makan-makannya lain kali aja.” Ucapnya.

Kamu benar. Mana mungkin aku bisa makan. Bernafaspun aku sudah tak berniat. Aku mengurung diriku di kamar. Membenamkan wajahku pada tempat tidurku sendiri. Ibuku sempat panic melihatku yang pucat pasi. Setibanya tadi, ia langsung mengecek raporku, barangkali nilai disana yang membuatku begini. Andai aku bisa menjerit, bukan. Bukan itu.

Hari sudah malam, aku bisa melihatnya lewat kaca jendela kamar yang masih terbuka tirainya. Tadi sebelum aku tertidur, aku berifikir sesuatu. Sesuatu yang mungkin terbaik dan membiarkan aku jadi seorang pengecut. tapi aku leih baik jadi pengecut daripada mengusik kebahagiannya.

Aku turun menemui ibuku yang berada diruang tengah. Ia menyambutku hangat. Meski tak tahu apa yang sedang terjadi padaku.

“kamu makan ya nak. Mama ambilin.” Ucapnya.

“iel mau ngomong ma.”

Ibuku berhenti melangkah, mendengar nada suaraku yang serius. Beliau duduk kembali.

“apa?.”

“ma, iel bersedia sekolah di australi.” Ucapku parau. Aku menghembuskan nafas berat. Susah sekali aku mengucapkan itu.

“kenapa?.”

“mama gak perlu tahu alasannya. Yang penting iel mau.” Ucapku

“tapi?. Baiklah kalau begitu. Kapan?.” Wajahnya tak menegang lagi.

“besok? Bisa?.” Tanyaku tak yakin.

“secepat itu?.” Tanya ibuku tak percaya.

Aku mengangguk. Iya lebih cepat lebih baik. Toh aku sudah kalah, sudah saatnya aku pulang. Pulang tanpa dendam akan kekalahanku atau berniat merebut gadis itu. Aku tidak akan melakukannya. Melihat gadis itu tersenyum seperti tadi pagi, sudah cukup untuk meyakinkanku Alvin bisa membuatnya bahagia. Bahkan lebih bahagia daripada saat bersamaku.

“oke. Mama akan telfon papa. Kamu siap-siap yah!.” Perintah beliau.

Aku mengangguk. Dengan berat hati kutinggalkan perempuan paruh baya yang duduk disofa itu. Aku tahu pasti tanda Tanya besar ada diotaknya sekarang. Mungkin pertanyaan macam ini. ‘bagaimana bisa? Ada apa?’ benar. Karna sebelumnya aku selalu menolaknya mentah-mentah.

Tentu saja, untuk apa sekarang aku menolak lagi. Aku sudah tak punya alasan. Aku sudah tak berkewajiban lagi menjaga gadis itu. Gadis itu sudah mempunyai penjaganya sendiri. Bahkan juga penjaga hatinya.


Aku melangkah menuju balkon rumah dengan menenteng sebuah gitar. Menikmati sejenak hembusan angin malam yang mungkin sudah tak kan kurasakan lagi esok ditempat ini. Malass sebenarnya aku bersenandung. Atau sekedar memetik senar-senar gitar ini. Tapi entah aku ingin mempersembahkan sesuatu pada langit kota ini untuk yang terakhir. Aku ingin mencurahkan perasaanku pada bintang malam.


Semula ku tak yakin
Kau lakukan ini padaku
Meski di hati merasa
Kau berubah saat kau mengenal dia
Reff:
Bila cinta tak lagi untukku
Bila hati tak lagi padaku
Mengapa harus dia yang merebut dirimu
Bila aku tak baik untukmu
Dan bila dia bahagia dirimu
Aku kan pergi meski hati tak akan rela
* terkadang ku menyesal
Mengapa ku kenalkan dia padamu
“aku cinta kamu vi. Aku cinta kamu.” Ucapku lirih pada wajah sivia yang terlukis dilangit.

***

“aku udah tau semuanya.” Ucapnya melepas pelukan hangat ini.

Mataku membelalak lebar

Darimana?

“yah.. aku tahu. Alvin yang bilang. Kenapa kamu gak jujur aja sih?.”

Alvin? Kamu tau dari Alvin. Lalu Alvin tau darimana?. Oh aku lupa kalo alvin laki-laki. Ia pasti tahu sekali bagaimana perasaanku padamu sivia. Tapi apa? Sudah tak ada gunanya juga bukan?.

Lagipula, kenapa harus dia yang memberi tahumu vi? Kenapa bukan kamu sendiri yang bisa tau? Tak bisakah kamu membaca mataku? Tak bisakah kamu melihat perlakuanku? Tak bisakah kamu mendengar suara hatiku? Atau setidaknya bertanyalah pada langit dimana aku sempat berkata padanya dan kamu akan mendapat jawabannya?.

“kenapa harus pergi sih yel?. Kamu gak mau yah temenan sama aku lagi gara-gara aku gak bisa bales perasaan kamu?.”

Aku menggeleng keras.

“bukan. Bukan itu. Bisa mencintai kamu aja itu udah cukup buat aku.” Ucapku tersenyum.

“terus?.” Kening sivia mengerut.

“aku harus meneruskan hidupku. Bukan begitu?. Aku tidak ingin mengganggu kalian.”

Sivia sudah memasang wajah tak terima.

“hey, sejak kapan kamu mengganggu?.”

“banyak alasan yang gak bisa aku sebutin vi, aku harus pergi. Aku harap kamu ngerti keputusanku.” Timpalku.

Sivia memasang wajah pasrah lagi. Gadis ini. Ya tuhan andai gadis ini tahu, setiap ekspresi wajahnya itu semakin memunculkan rasa cintaku dan mengeruknya semakin dalam.

Sivia mengangguk mengerti. Aku menghembuskan nafas berat.

“kamu harus raih cita-cita kamu disana. Dan kamu harus janji akan buka hati kamu untuk gadis lain. Hey gadis pert cantik-cantik loh.”

“haha aku suka gadis Indonesia.” Ucapku basa-basi.

“oh disana kan juga banyak pelajar indonesia.” Timpalnya

“janji yah?.” Tagihnya.

Aku berfikir sejenak.

“mm.. okeh.” Ucapku

Dalam hati aku berkata ‘enggak, aku gak janji vi.’

Sivia tersenyum lega. Ia lalu menoleh pada alvin. Alvin tersadar waktunya datang. Ia menghampiri kami.
Dan inilah tiba saatnya waktu kami terbagi lagi. Dimana dunia kami menjadi bertiga lagi setelah sempat beberapa menit lalu aku merasa dunia ini hanya milikku dan sivia. Seperti duniaku sebelum kedatangan alvin dulu.

“jaga sivia ya bro.” Ucapku sok-sok’an

“pasti. Tanpa lo minta.” Ucapnya yakin.

Aku mengangguk paham. Lalu berbalik arah hendak pergi.

“iyel.”panggil alvin.

“gue akan ngejaga sivia sebagaimana lo pernah jaga dia dulu. Thanks ya lo ada disaat garis takdir belum mempertemukan gue sama gadis yang gue cintai.” Ucapnya.

Aku meneguk salivaku lalu mengangguk saja.

“gabriel.” Teriak ibuku lagi. Ia merusak suasana ini.

“aku pergi. Bye” ucapku lalu meninggalkan mereka.

Samar-samar aku mendengar ketika langkahku menjauh.

“kamu memang bukan orang yang aku cintai yel. Tapi kamu special.” Ucap gadis itu, gadis yang pernah kuimpikan jadi gadisku.

* terkadang ku menyesal
Mengapa ku kenalkan dia padamu

END..

Sabtu, 09 Februari 2013

Kisah Seekor Kadal Yang Terjepit Selama 10 Tahun



Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor kadal terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah paku. Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek paku itu, ternyata paku tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

Apa yang terjadi? Bagaimana kadal itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun?

Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal. Orang itu lalu berpikir, bagaimana kadal itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada paku itu!

Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan kadal itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor kadal lain muncul dengan makanan di mulutnya …. astaga!!

Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor kadal lain yang selalu memperhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sungguh ini sebuah cinta…cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor kadal itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.


sumber : http://iniunic.blogspot.com/2013/02/kisah-seekor-kadal-yang-terjepit-selama.html#ixzz2KTPHd7oN

Blind





Ada seorang wanita buta. Semua orang membenci dia, kecuali kekasihnya. Wanita itu selalu berkata, “Saya akan menikahimu saat saya bisa melihat.” Suatu hari, ada orang mendermakan mata kepada wanita itu. Akhirnya wanita itu dapat melihat.

Dengan segera, dia pergi menemui kekasihnya. Tetapi, ketika dia melihat kekasihnya, dia merasa sungguh terkejut karena ternyata kekasihnya juga buta.

Kekasihnya bertanya, “Sudikah kamu menikah denganku sekarang?” Tanpa sebuah alasan, wanita itu menolak. lelaki itupun tersenyum dan berlalu pergi sambil berkata. “Tolong jaga mata-ku baik-baik…”

Kamis, 07 Februari 2013

Petunjuk Waktu Gak Jelas Ala Indonesia


Petunjuk-Waktu-Gak-Jelas-Ala-Indonesia
Entah kenapa orang kita itu agak susah untuk diajak tepat waktu, dan entah kenapa kita seakan bangga dan memaklumi hal tersebut. Ketika ada acara ngaret kita bilang, ‘Ya namanya juga Indonesia bro’ atau kalau misalkan ketika akan menghadiri acara yang menyebutkan jam mulai, kita akan reflek bilang untuk datang satu jam kemudian. Salah satu penyebab utama orang Indonesia suka ngaret adalah karena kita sering sekali membuat petunjuk waktu yang gak jelas. Seperti misalnya:

Abis Magrib

Biasanya sih dimaksudkan setelah solat Magrib, karena waktunya singkat dan gak bisa digabung sama solat lainnya. Harusnya sih kalau ada perjanjian waktu Abis Magrib itu maksudnya ya, abis Adzan dan solat Magrib yaitu jam 6-6.30 petang. Tapi kenyataan di lapangan, abis magrib itu maksudnya ya malam deh pokoknya.

Setelah Jam Makan Siang

Bahwa makan siang yang sesungguhnya menurut standar kebudayaan dunia adalah jam 12.00-13.00. Berarti istilah after lunch itu seharusnya terjadi pada jam 13.05 paling telat. Tapi seringkali yang terjadi adalah waktu makan siang si orang yang menjanjikan, jadi kalau dia makan siang jam 3 sore ya seabis itu. Itu juga tergantung makannya berapa lama.

Maleman Deh

Gini, definisi malem itu kan setelah matahari tenggelam sampai matahari terbit lagi ya kan? Ada jarak waktu 12 jam diantaranya. ‘Maleman deh’ itu sebetulnya ada di quadran waktu yang mana? Kalau menurut kita sih, maleman itu adalah jam 21.00-24.00, lewat dari situ udah masuk dini hari. Tapi seringkali, perjanjian waktu ‘Maleman deh’ itu akan dilanjutkan dengan ‘Sori semalam gua ketiduran’.

Besok Ya

Ini juga nyebelin. ‘Besok ya’ itu ada 24 jam. Kalau dijanjikan ‘besok ya’ itu sangat ngambang sekali, karena bisa pagi, siang, sore, malam. Terus harus stand by 24 jam gitu, emangnya kehidupan cuma buat nungguin kepastian si ‘besok ya’ ini aja? Karena biasanya, ‘besok ya’ akan dilanjutkan dengan ‘sebelum makan siang’ , ‘abis makan siang’ atau ‘maleman deh’.

Ntar Ya

Petunjuk ‘Ntar’ ini sangatlah relatif pada setiap orang. Bisa dalam hitungan detik, menit, jam, hari, bulan, tahun dan yang paling menyebalkan adalah, ‘Ntar Ya’ seringkali gak pernah kejadian karena ‘Ohiya gua lupa!’. Menurut kita sih ‘Ntar Ya’ itu harus segera direalisasikan dalam waktu kurang dari sejam.
Kenapa sih gak pake jam aja kalau janjian? Tapi mungkin emang mental orang kita yang gak suka memberikan kepastian. Eaa. Ada ide lain? Silakan share pendapat dan komentar kamu di kolom comments di bawah ya.


Sumber: http://malesbanget.com/2012/12/petunjuk-waktu-gak-jelas-ala-indonesia/#ixzz2KHcLnJC3
Copyright Malesbanget.com 2011
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

Cara Mudah Tetap Terlihat Bahagia Setelah Putus Cinta


Indomie Cabe Ijo
Kata orang, obat terbaik setelah putus cinta adalah dengan tetap terlihat bahagia. Tapi gimana caranya? Namanya juga putus cinta, gimana mau bahagia coba? Sesungguhnya, ada banyak cara-cara mudah untuk tetap terlihat bahagia setelah putus cinta. Ayo dibaca, supaya mantan kamu jadi penasaran!

Jangan Post Status-status Galau

Ini nih yang biasanya yang suka bikin orang baru putus cinta keliatan sedih. Abis putus langsung deh isi status-status social medianya galau semua. Kalo mantan kamu baca mah yang ada dia seneng. Keliatannya kamu kehilangan banget gituh. Nah, yang harus kamu lakukan adalah jangan ngepost status-status galau. Post aja status-status normal, kayak gak ada apa-apa. Loh tapi itu berarti kamu sebenernya tetep sedih dong, gak bahagia? Ya emang iya. Judul artikelnya kan ‘Terlihat Bahagia’, jadi cuma keliatannya aja gituh.

Banyakin Waktu Sama Temen-temen

Kecenderungan orang abis putus itu adalah maunya menyendiri aja. Nah, yang kayak gini itu bikin kamu keliatan sedih gitu loh. Gengsi dong! Kalo kamu lagi sedih, justru banyakin main sama temen-temen kamu. Jadi kesannya tuh kamu gak peduli dan sekarang kamu malah punya banyak waktu buat main. Pasti kamu keliatan bahagia banget tuh.

Banyakin Kerja

Kalo kamu banyak kerja, alhasil kamu jadi lebih konsen mikirin kerjaan dan gak punya waktu buat mikirin yang nggak-nggak. Nah, seperti kata pepatah, rajin kan pangkal kaya. Nah, kalo kamu jadi kaya, kamu jadi bahagia! Wow magic!

Makan Enak

“Tapi aku beneran sedih nih MBDC!” pikir kamu. “Gak ada cara yang lebih gampang apa?!” Oh jangan sedih. Tentu ada. Cara paling gampang untuk terlihat bahagia (dan mungkin jadi bahagia beneran) adalah dengan makan enak. “Tapi berarti harus mahal dong?” Eiss siapa bilang makan enak harus mahal? Indomie itu enak banget dan sungguh ekonomis! Udah cobain Indomie Goreng Cabe Ijo yang baru itu belum? Ijo, Mantap, hot!  Kata  para pakar psikologi dunia, warna ijo itu bisa membangkitkan keceriaan, kegembiraan, dan kecintaan terhadap hidup kita. Tuh, udah rasanya enak, mantap, hot dan bisa bikin bahagia lagi. Kalo kamu lagi sedih mending kamu langsung makan Indomie Goreng Cabe Ijo sekarang, trus foto muka kebahagiaan dan kepuasaan kamu itu dan kemudian sebarkanlah foto tersebut pada dunia.
Nah demikianlah. Gak susah-susah amat kan untuk terlihat bahagia setelah putus cinta? Yuk ah, jangan sedih-sedih gitu.


Sumber: http://malesbanget.com/2012/12/cara-mudah-tetap-terlihat-bahagia-setelah-putus-cinta/#ixzz2KHbx5zjW
Copyright Malesbanget.com 2011
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

Tanda-Tanda Pacar Memiliki Gangguan Kepribadian


Tanda-tanda-Pacar-Kamu-Punya-Gangguan-kepribadian
Pacar kamu sering naik turun mood-nya? Sebentar manis banget dan sayang sama kamu tapi kemudian tiba-tiba marah-marah gak jelas ke kamu? Memiliki kecemasan dan kecemburuan berlebihan? Ok sini merapat. Gini, karena hampir nyaris semua cewek cemburuan, cemasan dan moody, mari kita sepakati bahwa kata ‘gangguan’ disini berarti maksudnya ya sudah dalam level mengganggu dan berada di luar koridor normal dan batas toleransi lagi. Pokoknya udah sampe bikin kamu tertekan deh.
Nah, jadi ada yang namanya Borderline Personality Disorder (BDP), ini gangguan kepribadian yang paling sering terjadi dalam hubungan interpersonal. Hmmm apa ya bahasa Indonesianya? Borderline itu artinya ambang, dan emang gangguan ini merupakan ambang/batas dari gangguan kepribadian Psikosis dan Schizophrenia. HAH APAAN LAGI TUH? Udeh langsung ke ciri-cirinya aja ye biar gak tambah pusing.

Takut Ditinggalin

Seseorang dengan BDP ini biasanya gak bisa mentoleransi perpisahan. Jadi gak mau kamu jauh-jauh gitu dari dia. Oh kamu pikir itu manis? Manja? Gimana kalau sampai kamu gak bisa beraktivitas dengan leluasa, karena dia nempel mulu kemana kamu pergi, kampus, kelas, kantor, ikut nongkrong sama teman-teman kamu. Cepat atau lambat, kamu tidak lagi memiliki kehidupan sosial, karena selalu bersama dia kemana-mana. Dan ketika kamu berusaha melepaskan, dia akan ngamuk sejadi-jadinya, nangis, dan melakukan apa saja untuk bisa tetap bersama kamu atau mendapatkan kamu kembali. Hmmm.

Parno-an

Paranoid dan super sensitif. Dia juga memiliki self-esteem yang rendah, jadi  minderan gitu. Memiliki persepsi yang negatif tentang dirinya dan menganggap orang lain juga berpikiran sama tentang dia.  Dia juga sering merasa frustasi dan akan menyalahkan kamu sebagai penyebab ketidakbahagian yang dia rasakan. Dia akan mulai menyerang kamu secara verbal dan bahkan fisik. Yang paling nyebelin adalah ketika kamu berusaha untuk menolong (membela diri dari serangan), dia malah akan menuduh kamu yang mau menyakiti dia. Terus biasanya bakalan gak inget kalau dia melakukan hal tersebut ke kamu. Huft banget lah pokoknya.

Moody

Seperti yang udah kita sebutin di intro tadi. Dalam satu waktu dia menganggap kamu prince charming, love of her life, tapi kemudian kamu dianggap babu, perusak kebahagiaan dan melecehkan kamu. Ada kalanya dia ceria, bahagia, gembira, hangat, tapi dalam sekejap bisa berubah menjadi sangat dingin, kasar, marah-marah, depresi, dan terganggu. Bisa karena urusan sepele dan seringkali tanpa ada sebab yang jelas. Berasa naik rollercoaster lah naik turunnya. Ekstrim kanan ke ekstrim kiri. Dia gak punya standar logika tentang hal ‘baik’ dan ‘buruk’ karena semua sesuai dengan mood dia saat itu aja.  Membuat kamu juga jadi kayak megang vas dengan tangan berminyak, setiap saat bisa jatuh berantakan, meskipun kamu sudah sangat berhati-hati.

Impulsif

Itu apa ya bahasa Indonesianya? Cirinya adalah dia melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak hatinya aja pada saat itu. Orang seringkali melihatnya kayak gak punya manner dan etiket berperilaku gitu jadinya. Perilaku impulsif yang juga sering dilakukan adalah boros dan belanja gila-gilaan. Beuh.

Kecenderungan merusak diri

Bisa macem-macem nih bentuknya. Mulai dari makan berlebihan dalam satu periode tertentu, mabuk-mabukan sampai collapse, menkonsumsi narkoba sampai abusive, hubungan seks yang gak sehat, menyilet tangan dan bahkan sampai percobaan bunuh diri. Tsk tsk tsk.
Sebetulnya selain hal-hal diatas, banyak lagi ceklis yang harus ada untuk menegakan diagnosa kalau cewek kamu memiliki gangguan kepribadian borderline. Tapi, dimulai dari 5 hal diatas itu aja dulu kamu ngeceknya. Dan ingat kata kuncinya : GANGGU. Kalau misalkan kelakuan dia seperti diatas tapi belum sampai level mengganggu, yah sabar aja ya. Jika sudah, hmmm coba dikonsultasikan sama profesional.
Ini kok jadi serius gini ya artikelnya? Gapapa lah sesekali. Komen dong.


Sumber: http://malesbanget.com/2013/01/tanda-tanda-pacar-kamu-memiliki-gangguan-kepribadian/#ixzz2KHa6T9Qq
Copyright Malesbanget.com 2011
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

Tempat-tempat yang biasa buat meperin upil


Tempat-tempat-Untuk-Meperin-Upil-lores
Di suatu siang yang cerah, kamu lagi menikmati hari kamu. Tiba-tiba hidung kamu berasa gak enak, seperti ada yang menyumbat gitu, napas jadi tersendat, pikiran pun memadat. Gundah gulana menyerang. Kamu pun tidak tinggal diam. Dengan semangat, kamu angkat jari kamu, dan mencobloskannya ke lubang hidung tersebut. Jari kamu pun bermain indah layaknya seorang pemusik, menggeliat dengan berani di dalam hidung, bagaikan mencari harta karun.
Jari kamu pun berhenti, bagaikan macan telah menemukan mangsanya. Kamu keluarkan jari kamu dari hidung, dan disitu tertempel kotoran-kotoran yang menyumbat pernapasan. Udara serasa lebih segar. Tapi masalah tidak berhenti sampai disitu. Kamu bingung, itu upil mau ditaro dimana ya? 
Tenang, MBDC punya solusinya! Inilah beberapa tempat yang bisa kamu manfaatkan dalam situasi seperti ini.

Tisu

Ini sih yang paling bener. Upilnya kamu peperin ke tisu, terus tisunya kamu buang. Kalo misalnya gak ada tempat sampah, kamu kantongin dulu tisunya, sampe nemu tempat sampah. Jangan dibuang sembarangan ya. Nanti kalo kamu nyampah sembarangan, bisa menyumbat saluran pembuangan air, dan bikin banjir deh. Kalo udah banjir, nanti kamu dimarahin lho sama Ahok. Mau?

Cuci Tangan

Upil kan jorok ya. Kalo abis ngelakuin hal yang jorok-jorok, sebaiknya kamu cuci tangan sih. Jadi upilnya gak kamu peperin kemana-mana, langsung dicuci aja pake air. Dan metode ini juga lebih ramah lingkungan, karena kamu gak buang-buang tisu cuma buat buang upil yang gedenya cuma sekiprit doang.

Bawah Kursi/Meja

Hmm ya.. MBDC gak bakal ngehakimin kamu kok, kalo kamu pernah atau bahkan sering meperin upil dibawah kursi ato meja gitu. Ini bukan hal yang aneh lagi, kayaknya semua orang pernah khilaf dan melakukannya. MBDC sendiri, hmm.. Kita gak bakal mengakui atau menyangkal kalo kita pernah melakukan hal ini. Tapi kalo kamu mau meperin di bawah kursi ato meja, terserah kamu aja. Asal gak ada yang ngeliat ya.

Tembok

Tembok juga tempat yang umum buat orang meperin upilnya. Kalo kamu mau meper di tembok, saran MBDC sih, liat-liat dulu temboknya. Apakah itu ditempat yang sering dilewati orang? Apakah ada yang suka sender-senderan di tembok tersebut? Temboknya baru dicat gak? Terus warna temboknya gelap apa terang? Selain pertanyaan-pertanyaan itu, posisi peperan juga musti kamu pikirkan. Jangan asal meper ditengah-tengah gitu yang semua orang bakal liat. Coba agak kebawah sedikit, ato di pojok-pojok gitu yang gak terlalu diliat orang.

Baju Musuh Kamu

Ya gitu deh. Jelas lah ya. Kalo ada kesempatan baik, langsung aja peperin disitu. Kalo sempet kamu toyor juga kepalanya. Terus baru deh kabur.
Emm ya gitu aja sih. Iseng aja lagi ngupil terus dapet ide buat artikel. Intinya sih, kalo mau meperin upil, kamu pun harus kreatif, tapi tetep waspada dengan keadaan sekitar. Kalo kamu pernah meperin upil di tempat yang lebih absurd lagi, coba ceritain ke kita sini.


Sumber: http://malesbanget.com/2013/01/tempat-tempat-untuk-meperin-upil/#ixzz2KHZ5qbD0
Copyright Malesbanget.com 2011
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

[Flowchart] Kemana Nasib Akan Membawamu?


Kemana Nasib Akan Membawamu - slider
Masa depan memang sebuah misteri dan sering membuat banyak orang khawatir. Seperti apakah nasib kamu di masa mendatang? Apakah kamu akan jadi pengangguran? Apakah kamu akan jadi orang sukses? Apakah kamu akan jadi biasa-biasa saja? Nah, untuk menjawab itu semua, Provoke! Magazine sudah membuatkan sebuah flowchart yang bisa menjawab segala pertanyaan abadi kamu tersebut! Selamat menyimak!
Flowchart Kemana Nasib Akan Membawa
*as seen on Provoke! Magazine
Gimana? Pastinya menjawab segala kekhawatiran kamu dong? Kalo belum, silakan share pendapat kamu di comments deh.


Sumber: http://malesbanget.com/2013/01/flowchart-kemana-nasib-akan-membawamu/#ixzz2KHYNskzZ
Copyright Malesbanget.com 2011
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

Pressure I



Pressure ... intimidasi, itu adalah 1 cara yang buruk, seseorang dalam meluapkan emosinya ..
dampak nya ?? sangat besar... perselisihan yang tidak ada habisnya, emosi yang selalu datang di kedua belah pihak.
Untuk orang yang selalu di pressure, dia akan selalu merasa tertekan dia menutupi kegelisahannya dengan cara memendam, dan jika suatu saat lawan bicaranya selalu tetap mengintimidasi bahwa dia benar-benar salah dan disisi lain dia yakin bahwa pada diri sendiri apa yang telah di lakukannya adalah hal yang benar, dia akan berontak dia menjadi liar untuk menutupi kelemahnnya.. bahkan dampak nya bisa jadi sangat luar biasa, dia tidak bisa mempercayai orang-orang yang ada di sekitarnya.. sulit menerima perhatian dari orang lain, tidak percaya diri, trauma yang berkepanjangan yang dia tau dia akan selalu di salahkan, tak pernah di anggap benar.. memalukan, dan lebih senang menyendiri karna dia tau dia tidak bisa melakukan sesuatu yang dia inginkan, fan dia tau pasti apa yang akan di lakukannya akan salah. Sulit untuk beradaptasi akan hal baru, dia hanya memenuhi ke inginan orang lain dengan terpaksa, hal seperti ini bisa jadi tidak bisa terselamatkan.
Orang yang melakukan Pressure, mungkin dia pernah mempunyai masa lalu yang kelam, salah dalam bertindak.. gagal dalam melakukan sesuatu yang di cita-citakan nya dia mempunyai paradogma.. bahwa memberi perhatian dan meperdulikan orang lain dengan cara mempressure itu adalah cara yang baik.. selalu memaksakan keinginan nya terhadap orang lain.. terkadang dingin terhadap suatu hal, kedisiplinan yang berlebihan,”(over stimuasi\”dan terlalu terobsesi adalah hal yang selalu dia lakukan dalam menggapai apa yang dicita-citakan nya, sulit menanggapi saran yang di berikan oleh orang lain, karena menurut sudut pandangnya apa yang dia lakukan adalah suatu hal yang pasti benar padahal apa yang dia lakukan belum tentu benar dan terkadang itu hanya sekedar fantasi yang dia ciptakan sendiri.. benci terhadap kegagalan, menjadikan suatu objek  tertentu untuk bisa memenuhi keinginan nya dan sulit untuk menerima kelemahan orang lain.

Selasa, 05 Februari 2013

Nothing


Malem ini bisa di bilang lagi puncaknya gue menggalau, dimana udah ke 3 bulan gue menggalau dan ini bukan artikel humor yang endingnya penuh makan makna, malem ini gue lagi sulit2nya mikir, ga tau mau ngomong apa. fantasi gue buyar kemana-mana dan mungkin bikin orang gak nyaman deket2 gue di kondisi kayak gini, bayangan gue mulai ngelantur kemana-mana dari syahrini ngomong CETARRRRRRR..CETARRRRRR,MEMBAHANA BADAIIIIII, romy rafael yang kagak pake peci item lagi, supeeeerrr LAH sahabat saya yang baik hatinya  (caps lock ngadat) semuanya itu muter-muter 4,5liter di pala gue, dan ada baiknya gue sekarang molor mungkin aja nanti ada bidadari nyasar ke mimpi gue (hope *_*)

tuuuuttt...tuutttt,,ttuuuuttt ._.

Ketinggalan Lagi







31 Oktober 2012 kemaren adalah mimpi buruk bagi gue dimana seharusnya jadi hari bersejarah bagi gue buat ngelepas beban akademik kuliah dan gerbang awal untuk kehidupan gue selanjutnya, ya! hari itu adalah tepat dimana di adain nya sidang akhir di Sekolah Tinggi gue, dan mimpi buruknya gue kaga bisa ikut sidang akhir pada gelombang tersebut gue harus nunggu gelombang sidang selanjutnya yang di adain bulan februari taun depan -_-"!.

Fine, it's true ! emang ini semua kesalahan gue dari awal, sebelumnya gue sempet ketinggalan juga, tepatnya waktu gue sidang Laporan Kerja Praktek, dimana sehari sebelum sidang laporan KP itu gue masih sibuk-sibuknya REVISIAN arrrrrrrrrrrghhht ! sebenernya bukan sepenuhnya kesalahan gue, waktu itu gue udah nyoba buat seklimaks seMAKSIMAL mungkin buat beresin laporan gue, tapi berhubung promotor gue itu termasuk orang yang PERFECTIONIST, dia ga akan pernah ACC laporan gue sebelum  laporan itu telihat, bagus, baik, bijak, berbunga, berwibawa, berbicara, berbisa, beranak ! oke pada intinya emang promotor gue orang yang kepengen mahasiswa yang dibimbingnya kaga ngecewain dan berhasil nyelesein laporan itu dengan baik.

Anyway, akhirnya gue bisa beresin laporan itu dan gue ikutan sidang laporan kerja praktek ke II, alhamdullilah menurut salah satu penguji sidang, laporan gue itu renyah enak dibaca dan menurutnya penulisan laporan gue terbaik pada angkatan taun angkatan gue, ada satu nasehat yang keluar dari promotor gue "berakit-rakit kita kehulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit lah kita dahulu dan matinya kemudian" oke,oke gue ngarang, pada intinya dia bilang gue ga boleh berbangga dulu masih ada FASE selanjutnya yang bakal jauh lebih berat dari ini, oke gue ngerti maksudnya adalah saat gue ketemu makhluk yang namanya SKRIPSHIT, skip ! akhirnya dari situ gue mulai ngerancang sesuatu buat karya ilmiah yang bakal gue bikin di skripsi gue, dan waktu itu jarak dari beres sidang kerja praktek nyampe sidang akhir jaraknya sekitar 6 bulan, AHA ! disitulah awal kehancuran gue, gue terlalu bermalas-malasan waktu itu, gue terlalu berpoya-poya gue telalu bermanja-manjaan gue terlalu ngerasaain fantasi HIBERNASI pada beruang kutub, ya gue diemin setengah rancangan skripsi gue di kolong lemari gue, sengaja ! biar kaga keliatan dan kaga ngegganggu kesenangan gue saat itu, ga kerasa 4 bulan gue udah lewatin fantasi hibernasi gue itu, dan saat nya TECHNICAL MEETING dari kajur buat sidang skripsi, disitu gue mulai kebangun dari tidur panjang gue lalu  akhirnya gue bertemu pangeran dan kami hidup bahagia [̶maho detected], dari situ gue mulai bangkit, mulai bikin apa yang harusnya gue kerjain dari zaman dulu, gue sadar akan kewajiban gue, but waktu 2 bulan buat bikin karya ilmiah itu ga cukup, analisis, observasi, pengumpulan data dan antek2 nya aja gue pake 1 bulan pengerjaan bab 1 nya gue pake setengah bulan dan ya gue kaga siap buat ikutan sidang akhir kemaren ditambah gue ketemu lagi sama promotor yang ngebimbing gue waktu gue nyusun laporan kerja praktek gue, dan ini bikin laporan skripsi gue nambah lama beres nya.
tapi it's oke! gue harus yakin ini mungkin yang dibilang "kesuksesan yang terlama tertunda", gue harus optimis kaga masalah untuk sidang gelombang februari nanti, setidaknya gue harus bisa selesein laporan SKRIPSWEEAT gue dengan baik dan wisuda bareng sama angkatan gue mei nanti.


NOTHING IS IMPOSSIBLE, gue harap semua yang baca postingan gue ini bisa ngambil hal POSITIVE nya, jangan lupa doain gue buat februari nanti.

Love Story Assasins and Priest




Kali ini gue punya puisi yang di req dari temen gue, awal nya ini puisi berawal dari cerita game online "RO" ragnarok online yang gue adaptasi berbentuk puisi, mungkin bagi yang pernah maen game ini pasti kenal sama sosok Assasins dan Priest yang latar belakang nya jauh berbeda, si Assasins pembunuh bayaran sedangkan si Priest ini adalah pemimpin spiritual dan mimpi buruk bagi penjahat, oke cukup deh review nya langsung aja kalian baca puisi amatir dr gue.


Kau pasti masih ingat saat dulu sewaktu kita masih belum menjadi apa-apa.
kau berdiri di baris paling depan sedangkan aku hanya di balik bayangan.
ya kau pasti ingat saat kita menjalani kehidupan yang berbeda,
kehidupan yang amat sangat berbanding terbalik,
kehidupan yang membuat aku semakin jauh darimu.
aku tidak pernah ingin membuatnya seperti ini
melihat diri ini begitu hitam.
tapi ini adalah hal yg harus aku jalani.
beribu doa kau tujukan untuku,
mungkinkah kita dapat bersama,
mungkinkah kita dapat bersatu
yang aku tau cinta ini tetap utuh untukmu.
seperti lonceng-lonceng kecil yang sempat kau ikatkan di tanganku.

Dificult !!!





Angin mengetuk jendela dengan tenangnya ...
tak pernah menyangka akan sesulit ini,
terdiam di sudut kegelapan..
bukan untuk meratapi diri,

hanya tidak pernah menyangka akan seberat ini.
mata mulai rabun karena air mata,
tak pernah aku menyalahkan siapapun hanya diri ini yang memulai,

hal ini hanya akan melukai diriku sendiri..

Terbang debu



Siang yang letih hari ini adalah yang tanpa berniatan untuk menjadi cerita usang perulangan-perulangan,begitu mungkin kata-kata debu yang ringan yang menempel di sayap-sayap burung gereja,karena setelah pagi tadi tentu ada cerita usaha sulit untuk melahirkan senyum sesejuk embun-embun subuh,yang berjalannya tak pernah tergesa dari menit ke menit malam sebelumnya.dan setelah pagi tertelan waktu yang di gegaskan oleh segala niatan,yang tangan-tangan gemetarnya menjatuhkan serpihan-serpihan ingatan akan dongeng seorang ibu yang menyusui bayinya di malam-malam hening.ada yang terkapar melayang dalam pasrah seperti debu-debu di balik cerita-cerita perburuan tentang apa saja,mungkin mereka pernah menempel di kening saat kebingungan berusaha untuk menjelaskan segalanya dalam bingkai-bingkaidan suatu ketika mungkin pernah pula menempel di sepatu-sepatu di sepanjang jalan,sekedar bertegur sapa dengan segala-galanyakarena kadang waktu menjadi tidak ada dalam rumusan-rumusan ceritakemudian bila sore ini nanti tiba dan suasana menjelang senja ada yang ingin melihat siluet matahari menegaskan terbang debu-debu.dan kemudian melekati tembok tembok dan kaca-kaca,menyilakan jemari-jemari menuliskan apa saja,....debu --debu akan merangkaikan kata,apa saja terserah

Memory





Kenangan.. pada saat itu aku ingat semuanya ..

ketika itu aku melihat diri ini begitu kecil .. 

karena kau jauh disana ditempat yang tidak bisa aku capai ..

aku tidak pernah menunggu kata-kata cinta itu harus dikatakan ..

tetapi aku hanya menunggu sesuatu yang terbaik ..

ada benarnya aku memang harus disalahkan atas kondisi itu ..

tapi apakah kita bisa bertemu lagi walau itu hanya 1 detik saja,

bertemu di tempat dimana kita selalu bersama ..

Stay alive





No other word could I say besides thank you ..because for this you are keeping me to stay alive,because you are so far come to my side ..forgive me because, I do not give a lot of things that make you happy,but above all that I have attempted to provide the best in the rest of my life ..not for whom?not for them?but for you ..there is no other hope that I want to do other than see you happy ..

Bukan Hanya Sekedar Hitam Putih



Sendiri merenung di ujung malam tertambat lamunanku kala bintang satu persatu mulai enggan menampakkan wajahnya, Tiada lagi kini harapan dan impian hidup hanya tinggal kepasrahan Ya… kepasrahan pada Sang pemilik malam Haruskah semua ini berakhir??? Tidak!!! Masih ada pagi yang menunggu d ujung kegelapan yang selalu menghangatkan lamunan malam di sela-sela embun pagi yang memudar.
benar, hidup harus berlanjut Masih ada secercah harapan esok pagi hidup tidak sekedar hitam dan putih bukankah berwarna itu lebih indah seindah senyum mentari di pagi hari seindah pelangi yang mewarnai lamunan hati.

Love ?





Love ?
aku tidak terlalu perduli tentang kata itu ..
apa jadinya bila cinta tanpa pengrobanan ..
apa jadinya bila cinta tanpa kesetiaan ..
cinta bukanlah hanya sebuah kata ..
melihatnya tersenyum bahagia ..itu sudah membuat hati ini senang ..
biarkan saja orang berkata apa !
dianggap penghianat ,
dianggp berontak oleh mereka yg tak berotak .
tetap tak perduli ,
menimbang-nimbang agar ku terbengkalai .
ingat ! hri ini aku mati ,tapi esok aku bngkit lagi bukan sebagi pecundang yang terus mati dan lenyap dari bumi .
disni dingin ..
angkuhnya aku berdiri padahal selebihnya hanya di mangsa sepi ,
saatnya aku menggulung penat atas egoku .

Wind

























Aku ingin seperti angin, tidak perlu di lihat tapi bisa dirasakan oleh hati ..
aku ingin seperti angin, datang dengan perlahan ,dan pergi memberikan ketenangan ..
aku ingin seprti angin, walau di acuhkan tetapi membrikan arti yg besar ..


Memberikan lebih banyak bukan meminta lebih banyak ,

Pengorbanan Pria






Pengorbanan seorang PRIA yang kadang tidak diketahui WANITA

1. Seorang anak laki - laki, dengan uang jajan seadanya.. diberi orang tua nya agar bisa makan di kantin sekolah, atau ongkos transportasi ke sekolah..
kalian merasa dia akan menggunakan semua uang jajannya?
tidak, dia selalu menabung untukmu selama tiap hari, menahan lapar, menahan segala ajakan teman untuk pergi bermain dan berharap cukup untuk mengajakmu pergi jalan - jalan di hari minggu nanti.. yang mungkin hanya sekedar nonton atau pergi makan.. =)
lalu ketika hari minggu yang dimaksud, kamu jawab : " duh.. sori nih kek nya aku gak bisa pergi sama kamu hari ini soalnya diajakin keluarga pergi... maap "daaah... 
dengan begitu kamu sudah sukses menghancurkan perasaannya, pengorbanan anak laki - laki itu. mungkin mereka tak pernah menangis, atau pun curhat sama temannya,.. karna mereka itu jantan! mereka selalu menyimpan perasaannya seorang diri.

2. Ketika beranjak dewasa, para wanita cantik hanya akan pergi sama cowo yang punya kendaraan roda 4, ketika pria harus bersaing untuk mendapatkan dirimu, mereka akan lebih berhemat mati2an agar bisa mengajakmu untuk berkencan, ketika kamu mau d ajak pergi, dan kaget kamu dijemput memakai motor, lalu kamu menjawab " duh rambut gue rusak nih," " duh, siang bolong gini kamu ngajakin aku pergi... panas tau " " duhhhh, debu, panas... laen kali aja deh ya ? "mungkin kamu tidak sadar mengatakannya,.. tapi percaya lah.. hati mereka sakit..

3. Ketika sudah berkeluarga,... anda tau? mereka kerja banting tulang seharian penuh untuk mencukupi kalian makan, tau pepatah ini gak? 
"Seorang ayah makan telur ayam, sedangkan anak istrinya makan daging ayam"
Di benak seorang ayah, asalkan anak istrinya bahagia itu udah cukup,.. kalo perlu gak makan, atau sekedar makan mie instan, asalkan anak istri bisa makan dia udah senang, jangan suka menyia-nyiakan uang hasil kerja keras suamimu itu.

4. Ketika punya anak, sudah meranjak dewasa, dia kesulitan untuk membiayai keluarganya, tapi ada satu hal yang harus kalian tau.
" mau ayah / suami mu seorang perampok, pencuri, penjudi atau kriminal lainnya,.. ketika uang itu diberikan pada mu, dia ikhlas memberikannya padamu, dan RELA MENANGGUNG DOSA UNTUK MU

hha nih thread dapet dari temen sebelah, ada realitanya juga sih, waktu muda dulu gue jg prnah ngrasin hal-hal yg kaya no 1-2 ..



(Just Fun)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...